Yudi Efrinaldi, Figur Generasi Muda yang Gigih dalam Membangun Brand Es Gak Beres

Table of Contents


Yudi Efrinaldi, Figur Generasi Muda yang Gigih dalam Membangun Brand Es Gak Beres - Pernahkah kamu mendengar atau membaca hadits yang berbunyi "Hendaklah kalian berdagang, karena berdagang merupakan sembilan dari sepuluh pintu rizki." (Al Mughni 'an Hamlil Asfar, Al Hafizh Al 'Iroqi pada hadist no. 1576)


Yudi Efrinaldi, Figur Generasi Muda yang Gigih dalam Membangun Brand Es Gak Beres


 

Percaya atau tidak, tetapi faktanya orang yang terkaya adalah pengusaha. Per Oktober 2023, dilansir dari Forbes Real Time Billionare ada 5 orang terkaya di Indonesia. Siapa saja?

 

  • R. Budi Hartono - US$24,8 miliar (Rp387,39 triliun) dari perusahaan rokok dan bank
  • Low Tuck Kwong - US$24,8 miliar (Rp387,39 triliun) dari perusahaan batu bara
  • Michael Hartono - US$23,8 miliar (Rp317,77 triliun) dari perusahaan rokok dan bank
  • Prajogo Pangestu - US$ 9,4 miliar (Rp146,83 triliun) dari perusahaan petrokimia dan energi
  • Sri Prakash Lohia - US$6,5 miliar (Rp101,53 triliun) dari perusahaan polyester.

 

Bagaimana? Setelah melihat daftar di atas? Orang terkaya di Indonesia bukan berasal dari profesi guru ya kan? Bukan dari dokter, polisi, atau yang lain. Namun berasal dari profesi pengusaha. Berminat juga menjadi orang kaya? Mari bangun usaha, seperti yang dilakukan Yudi Efrinaldi, pemuda asal Kisaran, Asahan, Sumatera Utara.

 

Sudah Bosan dengan Rutinitas

Yudi Efrinaldi, Figur Generasi Muda yang Gigih dalam Membangun Brand Es Gak Beres
 

 

Siapa yang setiap pagi sampai sore hari bahkan malam jadwalnya diatur orang? Dari Senin sampai dengan Jumat. Waktu dengan keluarga jadi berkurang, dan apalagi posisi saat ini anda seorang pegawai dengan status di bawah. Ditambah harus berangkat awal dan pulang terjebak di peak hour, aduh rasanya emosi sekali. Sudah lelah, jalan penuh sesak, ingin rasanya segera sampai di rumah.

 

Tapi kalau mau resign kok ya belum ada pekerjaan tetap, belum membangun aset dan belum ada bisnis sampingan lantas apa yang harus dilakukan? Ya tetap resign, karena sudah mantap. Pemuda kelahiran bulan April tahun 1989 ini, nekat keluar dari pekerjaannya dari bagian tata usaha.

 

Pada tahun 2017 Yudi Efrinaldi mulai membangun usaha. Menjual bubur ayam di pinggir jalan dilakoninya, ia membongkar pasang tempat agar pengunjung bisa duduk dan makan dengan nyaman. Ia juga menjual pisang goreng krispi secara online, dan itu menjadi yang pertama di daerahnya Kisaran.

 

Yudi juga membangun usaha KIJEK (Kisaran Ojek Online), yang tidak hanya melayani pengantaran atau penjemputan. KIJEK lebih dari itu, bisa melakukan pemesanan makanan, belanjaan, dan lain sebagainya yang memudahkan orang Kisaran dalam melakukan aktivitas hariannya. Tetapi dalam membangun usaha kali ini, Yudi juga menemukan hambatan. Gempuran produk luar yang serupa, turut menjadikan tantangan dirinya. Yudi lantas kembali membangun usaha lain, apakah berhasil? Baca di sini kisahnya.



Berawal dari Membangun usaha Minuman Jus Buah Tropical

 

 

Setiap kali bulan Ramadhan tiba, di daerah kalian ada yang menjual makanan dan minuman, dengan beragam jenis nggak sih? Kayaknya di semua tempat demikian, berlomba-lomba sore hari keluar rumah untuk mencari makanan pembuka beserta lauknya. Moment Ramadhan inilah yang dimanfaatkan oleh Yudi Efrinaldi, untuk membuka usaha minumannya.

 

Jus buah tropical dengan aneka macam buah yang dijus, ia buka di bulan Ramadhan. Usahanya laris manis tak bersisa, bahkan sebelum jam 6 sore sudah habis ludes. MasyaAllah ya? Siapa yang nggak bahagia? Tetapi bulan Ramadhan hanya berlangsung sebulan saja, dari 12 bulan yang ada. Lantas bagaimana jus buah tropical kalau dijual tidak bulan puasa?



 


Jus buahnya mengalami penurunan drastis, ketika dibuka lebih pagi pukul 09.00 dan sampai sore hari. Banyak pelanggan yang mengeluhkan jus buahnya sudah tidak enak.

 

"Jusnya sudah nggak enak!"

"Jusnya rasanya asem!"

"Ini esnya nggak beres!"

 

Puluhan kritik pedas masuk dalam komen di facebook, karena Yudi kebetulan menjaring peminatnya melalui iklan yang ia bangun di Facebook. Ia lantas mencoba rasa dan survey kepada jus-jus buah jualannya. Benar saja, jus buah yang sudah dibuat pagi hari itu yang ditaruh dalam termos-termos jualannya ketika siang menjelang sore rasanya sudah berubah.

 

Nggak bisa terus demikian, bisa-bisa ia bangkrut dan tidak dipercaya orang lagi dalam berjualan. Akhirnya ia bergerak cepat, di waktu malam hari langsung melakukan eksekusi dan inovasi.

 

Ia browsing ke sana kemari dan mencoba berbagai resep yang berseliweran di internet. Sampai akhirnya menemukan formula dan resep yang pas, dan pagi harinya ia akan berjualan lagi dengan menu yang berbeda tetapi tetap dengan bahan dasar buah.

 

Sebelum jualannya dilempar ke pasaran, Yudi meminta izin kepada orangtuanya, sekaligus mencoba resep kali ini. Apakah lulus uji atau tidak. "Enak!" Ia mendengar kata tersebut dari keluarganya, dan berangkatlah Yudi berjualan. Bagaimana minat pasar? Apakah cercaan masih datang lagi?

 

Allhamdulillah komentar negatif dari pelanggan maupun netijen yang membulinya di internet sudah lenyap. Berganti dengan komentar positif yang membangun, dan Yudi terus berbenah agar usahanya tidak gulung tikar. Apa yang kita pelajari dari masalah yang dihadapi seorang pengusaha minuman, dari Kisaran, Asahan ini?

 

Dalam memulai usaha tidak perlu berpikir rumit dan panjang, lakukan action, lihat pasar, perbaiki, dan lakukan inovasi. Maka biarkan pundi-pundi berbicara.

 

Jus buah tropical tersebut, berganti nama dengan 'Es Gak Beres' yang sangat beres. Brand yang dibangun Yudi sampai dengan saat ini masih bertahan, sudah berapa tahun? Coba hitung hehehe ...

 

 

Tantangan yang Dihadapi dalam Membangun Usaha Minuman Es Gak Beres

 

Yudi Efrinaldi, Figur Generasi Muda yang Gigih dalam Membangun Brand Es Gak Beres
Yudi Efrinaldi, Figur Generasi Muda yang Gigih dalam Membangun Brand Es Gak Beres


 

Minuman kekinian saat ini tidak hanya menjadi minuman pelepas dahaga, lebih dari itu menjadi teman nongkrong dan teman healing. Ada yang seperti saya nggak sih? Setiap kali habis membeli minuman kesukaan, rasanya lelah jadi hilang, kantuk yang menyerang juga bikin kabur. Kerja jadi semangat lagi.

 

Inilah yang Yudi tawarkan dari minuman jualannya dengan bahan dasar buah. Diharapkan masyarakat menjadi lebih sehat, dan juga bisa lebih produktif. Apalagi tidak ada bahan pengawet di dalamnya. Gimana nggak disukai? Meski demikian ada saja tantangan dalam membangun usaha, tidak ada yang semulus jalan tol.

 

Apa saja sih tantangan yang dihadapi oleh Yudi dalam membangun brand minuman 'Es Gak Beres'?

 

Bersaing secara sehat dengan kompetitor

 

Setiap usaha apapun selalu ada kompetitor yang membersamai, tidak masalah dan justru jadikanlah motivasi. Sekalipun produknya sama, akan berbeda dari rasa. Khas dari rasa yang kita punya, tidak ada yang bisa menyamai sekalipun dibuat dari tangan berbeda dengan bahan sama.

 

Masih memperbaiki management secara terus menerus

 

Usaha minuman yang dirintis Yudi, adalah usaha rumahan bukan pabrikan. Jadi kurangnya SDM juga menjadi kendala, mengingat Es Gak Beres sudah melebarkan sayap dengan banyak mitra. Membangun management yang baik menjadi PR tersendiri.

 

Menanamkan pikiran positif menjadi prinsip

 

Yudi mengalami kisah sedih dalam tantangan kali ini, ia ditipu orang dalam. Karyawannya sendiri yang melakukan tindakan tersebut, orang yang ia percaya selama ini justru memberikan luka terdalam. Namun ia lantas menjadikan hal tersebut cambukan dan terus berpikiran positif agar ia terus bisa melanjutkan usahanya.

 

 

Kegigihan Diganjar Apresiasi

 

Yudi Efrinaldi, Figur Generasi Muda yang Gigih dalam Membangun Brand Es Gak Beres


 

Dikutip dari laman https://www.satu-indonesia.com/, Yudi Efrinaldi yang awalnya pegawai honorer banting setir jadi pengusaha kini judah bisa leyeh-leyeh. Ia tidak terikat aturan kantor, dan bisa menentukan kapan saja jam ia ingin bekerja maupun jalan-jalan bersama keluarga.

 

Kebebasan finansial kini dirasakan oleh Yudi, terbukti ia sudah memiliki 500 mitra tersebar di pulau Sumatera maupun Jawa. Es nggak beres sudah ekspansi juga dengan merambah ke kafe dan resto, luar biasa bukan? Usaha nekat keluar kerja, kegigihan dalam membangun usaha diganjar dengan sebuah apresiasi.

 

Ya, Yudi Efrinaldi Putra dari ibu Ani Trisnawati dan Bapak Irwanto mendapatkan apresiasi dari SATU Indonesia Awards 2021 atas bisnis yang dikembangkannya, 'Es Gak Beres' di bidang Kewirausahaan.

 

Kisah dari Yudi Efrinaldi penerima SATU Indonesia Awards 2021, dari program PT. Astra International, Tbk ini dapat menginspirasi kita semua masyarakat Indonesia khususnya anak muda. Di mana masa depan ada di tangan mereka.

 

Sesuai dengan program yang diusung SATU Indonesia Awards, wujud apresiasi kepada generasi muda, individu atau kelompok yang punya kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi kepada orang-orang disekitar.

 

Yudi memberikan lapangan pekerjaan kepada orang-orang didaerahnya, kurang lebih ada 50 orang. Belum lagi orang-orang yang terbantu sebagai mitra.

 

Ambulan gratis juga disediakan oleh Yudi, atas inisiasi yang dibangunnya @sedekahkeroyokan dan memperluas membagikan sembako kepada mereka yang tak berpunya.

 

Ia juga sedang gencar menerapkan semangat dalam kewirausahaan kepada sekolah-sekolah dan mahasiswa agar mereka bisa mandiri setelah lulus sekolah. "Bahwa menjadi pengusaha itu nggak malu-maluin," ungkap Yudi.

 

Yudi juga berpesan kepada siapa saja yang ingin membangun usaha, tidak melulu soal uang tetapi pemikiran yang kuat agar tidak gampang patah semangat.

 

 

 

Sumber

 

Booklet Satu Indonesia Awards
https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/perintis-es-gak-beres-yang-sangat-beres/
https://www.instagram.com/sedekahkeroyokan/
https://www.instagram.com/esgakberes/
Wawancara melalui WhatsApp
Zoom dengan GNFI

 

Post a Comment